Hormon Bisa Membantu Wanita Berhenti Merokok
KUNCI sukses menghentikan kebiasaan merokok pada perempuan, yakni memperhatikan siklus menstruasi bulanan mereka. Keberhasilan usaha untuk menghentikan kebiasaan merokok pada perempuan sebelum masa ovulasi kemungkinan besar berhasil dibanding dilakukan pada waktu lain.
Keberhasilan menghentikan kebiasaan merokok,menurut para ilmuwan dari Suit-Organisasi Peduli Berhenti Merokok, nantinya dapat membantu para perempuan memperlancar siklus menstruasi bulanannya. Para peneliti melakukan riset dengan melibatkan sekitar 200 perempuan yang diminta berhenti merokok pada masa subur, baik itu sebelum maupun sesudah menstruasi.
Dalam setiap tahap tersebut, ada perbedaan hormon yang diproduksi setiap wanita. Setelah 30 hari sebanyak 86 persen wanita yang memulai berhenti malah menyerah saat memasuki masa subur sebelum menstruasi hingga akhirnya mereka kembali merokok. Sementara itu, sekitar 66 persen memulai kembali pada kebiasaan mereka dalam masa subur sesudah menstruasi.
Hal tersebut memperjelas hasil penelitian para peneliti yang berasal dari Universitas Minnesota, kalau setiap wanita memiliki hormon yang berbeda pada masa menstruasi. Para peneliti yakin bahwa pada masa menstruasi keinginan untuk menikmati nikotin yang menjadi candu dalam rokok sangat besar. Dapat dipastikan hormon memiliki peranan penting dalam mempercepat penghilangan nikotin dalam kadar darah.
''Para peneliti masih membutuhkan pemahaman tentang mekanisme biologi ini untuk penerapan lebih lanjut," tulis mereka.
Sebenarnya nikotin dalam rokoklah yang membuat kecanduan dan hormon dalam tubuh perempuan akan membersihkan nikotin yang berada di dalam darah. Seperti yang tertulis di jurnal Addiction, para peneliti mengatakan bahwa perbedaan jumlah hormon seksual pada perempuan menjadi penyebab kegagalan tersebut. Untuk itu, Quit mencoba agar usaha berhenti merokok tidak terpaku pada masalah waktu.
Hasil temuan riset tersebut membuat Quit memahami bahwa perputaran hormon ovarian berpengaruh dalam kecanduan terhadap nikotin dan rokok. Hubungan antara siklus menstruasi dan mood sangat berbeda dan ini sering dijadikan salah satu alasan para wanita untuk berhenti atau malah menghisap rokok kembali. Kecanduan akan nikotin memang sangat kuat.
Bagaimanapun, para ilmuwan terus-menerus memperhatikan penurunan kebiasaan tersebut. Meski demikian, juru bicara Quit mengatakan agar para perempuan yang membaca hasil riset ini tidak usah panik karena mereka dapat berhenti bukan dalam hitungan hari, melainkan bulan. ''Penemuan kami memiliki peran penting dalam keterkaitan hormon dengan kecanduan nikotin dan rokok," ujarnya, seperti dilansir bbconline.com (Sindo Sore//nsa)
Keberhasilan menghentikan kebiasaan merokok,menurut para ilmuwan dari Suit-Organisasi Peduli Berhenti Merokok, nantinya dapat membantu para perempuan memperlancar siklus menstruasi bulanannya. Para peneliti melakukan riset dengan melibatkan sekitar 200 perempuan yang diminta berhenti merokok pada masa subur, baik itu sebelum maupun sesudah menstruasi.
Dalam setiap tahap tersebut, ada perbedaan hormon yang diproduksi setiap wanita. Setelah 30 hari sebanyak 86 persen wanita yang memulai berhenti malah menyerah saat memasuki masa subur sebelum menstruasi hingga akhirnya mereka kembali merokok. Sementara itu, sekitar 66 persen memulai kembali pada kebiasaan mereka dalam masa subur sesudah menstruasi.
Hal tersebut memperjelas hasil penelitian para peneliti yang berasal dari Universitas Minnesota, kalau setiap wanita memiliki hormon yang berbeda pada masa menstruasi. Para peneliti yakin bahwa pada masa menstruasi keinginan untuk menikmati nikotin yang menjadi candu dalam rokok sangat besar. Dapat dipastikan hormon memiliki peranan penting dalam mempercepat penghilangan nikotin dalam kadar darah.
''Para peneliti masih membutuhkan pemahaman tentang mekanisme biologi ini untuk penerapan lebih lanjut," tulis mereka.
Sebenarnya nikotin dalam rokoklah yang membuat kecanduan dan hormon dalam tubuh perempuan akan membersihkan nikotin yang berada di dalam darah. Seperti yang tertulis di jurnal Addiction, para peneliti mengatakan bahwa perbedaan jumlah hormon seksual pada perempuan menjadi penyebab kegagalan tersebut. Untuk itu, Quit mencoba agar usaha berhenti merokok tidak terpaku pada masalah waktu.
Hasil temuan riset tersebut membuat Quit memahami bahwa perputaran hormon ovarian berpengaruh dalam kecanduan terhadap nikotin dan rokok. Hubungan antara siklus menstruasi dan mood sangat berbeda dan ini sering dijadikan salah satu alasan para wanita untuk berhenti atau malah menghisap rokok kembali. Kecanduan akan nikotin memang sangat kuat.
Bagaimanapun, para ilmuwan terus-menerus memperhatikan penurunan kebiasaan tersebut. Meski demikian, juru bicara Quit mengatakan agar para perempuan yang membaca hasil riset ini tidak usah panik karena mereka dapat berhenti bukan dalam hitungan hari, melainkan bulan. ''Penemuan kami memiliki peran penting dalam keterkaitan hormon dengan kecanduan nikotin dan rokok," ujarnya, seperti dilansir bbconline.com (Sindo Sore//nsa)
1 komentar:
Wanita merokok. Wah ... Gimana ya kalau mulutnya bau asbak. Takuut
Posting Komentar